Titik pandang Syiah telah diikuti oleh banyak ulama Islam terdahulu yang dianggap benar dan dipercaya, dan riwayat mereka tentang hadis Nabi saww dijadikan dasar oleh ulama suni terkemuka
Daftar di bawah ini merupakan di antara ulama Syiah yang Bukhari sandarkan dalam Sahih-nya. Jika kami tambahkan mereka semua termasuk periwayat dalam Sahih Muslim dan empat Sihah Sittah lain yang mengikuti keyakinan Syiah, maka jumlahnya akan banyak. Untuk menghemat tempat, referensi dimuat dalam bagian judul (kitab) hanya untuk satu hadis dari satu orang – sisanya dapat ditemukan menggunakan indeks atau software hadis.
Pembaca akan menemukan istilah Rafidi dan di biografi berikutnya. Ulama suni secara umum mendefinisikan seorang Rafidi sebagai seorang Syiah yang secara terbuka mengkritik atau menolak legitimasi khalifah sebelum Imam Ali (as)
1. Ubaidullah bin Musa Al-’Absi (wafat 213 H)
- Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
- Sahih Muslim [kitab al-'iman]
- Sahih al-Tirmidzi [kitab al-salat]
- Sunan al-Nasa’i [kitab al-sahw]
- Sunan Abu Dawud [kitab al-taharah]
- Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah]
Pandangan Ulama Sunni terhadap Ubaidullah bin Musa Al-’Absi
“Abu Daud berkata : Dia seorang Syiah taat, hadis-hadisnya diterima… Ibnu Mandah berkata: Ahmad bin Hanbal biasa menunjukkan ‘Ubaydullaah pada masyarakat, dan dia sangat dikenal karenaRafd (keberpihakan pada Ali), dan dia tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya yang disebut ‘Muawiyah’”. [The Creed of the Imam of Hadits al-Bukhari and of the Great Scholars from whom he narrated (Salafi Publications, UK, 1997), h. 89 dari Al-Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala,9/553-557]
“Orang saleh, salah satu ulama penting Syiah… dipercaya oleh Yahya bin Ma’in, Abu Hatim mengatakan ia diandalkan, dipercaya… al-’Ijli berkata : Dia pemegang otoritas Quran…” [Al-Dzahabi, Tadhkirat al-Huffaz dalam Ubaidillah bin Musa al-'Absi ]
2. ‘Abbad bin Ya’qub al-Rawajini (wafat 250 H)
- Sahih Bukhari [kitab al-tawhid]
- Sahih al-Tirmidzi [kitab al-manaqib]
- Sunan Ibn Majah [kitab ma ja' fi al-jana'iz]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abbad bin Ya’qub al-Rawajini
Dia seorang Rafidi terpercaya dan hadisnya ada di (Sahih) Bukhari. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Taqrib al-Tahdhib, dalam Abbad bin Ya'qub al-Rawajani ]
Abu Hatim berkata: Dia seorang syaikh, diandalkan. Ibnu Adi berkata : Dia biasa mencela salaf. Dia ekstrimis Syiah. Salih bin Muhammad berkata : Dia biasa mencela Utsman. Saya mendengar dia berkata, “Allah lebih adil dari sekedar memasukkan Talhah dan Zubair ke surga setelah membaiat Ali kemudian memeranginya.” Ibnu Hibban berkata: Dia penyeru Rafidi. Dia meriwayatkan hadis ini…,“Jika engkau melihat Muawiyah di mimbarku, bunuh dia!” [Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abbad binYa'qub al-Rawajani"]
3. ‘Abdul Malik bin A’yan al-Kufi
- Sahih al-Bukhari [kitab al-tawhid]
- Sahih Muslim [kitab al-'iman]
- Sahih al-Tirmidzi [kitab tafsir al-Qur'an]
- Sunan al-Nasa’i [kitab al-'iman wa al-nudhur]
- Sunan Abu Dawud [kitab al-buyu']
- Sunan Ibn Majah [kitab al-zakah]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ‘Abdul Malik bin A’yan al-Kufi
Dia seorang Syiah Rafidi, salah satu orang yang dipertimbangkan. [Abu Ja'far al-'Uqaili, Du'afa al-'Uqayli, dalam Abdul Malik bin A'yan]
Dia seorang Rafidi, dibenarkan (shaduq). [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dalam Abdul Malik b. A'yan"]
Al-’Ijli berkata: Dia berasal dari, seorang Tabi’i (pelanjut), diandalkan. Sufyan berkata: ’Abdul Malik bin ‘A’yan seorang Syiah yg meriwayatkan pada kami, dia seorang Rafidi bagi kami, orang yg dipertimbangkan. Hamid berkata: Tiga bersaudara itu, ’Abdul Malik, Zurarah, dan Hamran adalah Rawafid. Abu Hatim berkata: Dia termasuk orang pertama yang memeluk Syiah, dalam posisi penuh kebenaran, memiliki riwayat baik dan tercatat. [Ibn Hajar al-'Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abdul Malik bin A'yan]
4. Abdul Razaq al-San’ani (wafat 211 H)
- Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
- Sahih Muslim [kitab al-'iman]
- Sahih al-Tirmidzi [kitab al-taharah]
- Sunan Nasa’i [kitab al-taharah]
- Sunan Abi Dawud [kitab al-taharah]
- Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah fi al-'iman]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abdul Razaq al-San’ani
Ibn ‘Adi berkata : Mereka (para ulama) tidak melihat masalah dalam hadisnya kecuali mensifatinya dengan Syiah… Dia orang terhormat … dia memuji riwayat ahlulbait Nabi dan mengabaikan yang lain… Mukhlid al-Syu’airi berkata: Saya bersama ‘Abd al-Razzaq ketika seseorang menyebut Mu’awiyah. ‘Abd al-Razzaq berkata: ‘Jangan cemari majelis kami dengan menyebut keturunan Abu Sufyan!’. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm "'Abd al-Razzaq al-San'ani"]
Ibn ‘Adi meriwayatkan (hadis) dari ‘Abd al-Razzaq…, “Jika engkau melihat Mu’awiyah di mimbarku maka bunuh dia!” [Al-Dzahabi, Mizan al-'I'tidal, dalam "Abdurrazaq al-San'ani"]
5. ‘Awf bin Abi Jamilah al-’A'rabi (wafat 146 H)
- Sahih Bukhari [kitab al-'iman]
- Sahih Muslim [kitab al-masajid wa mawadi' al-salat]
- Sahih al-Tirmidzi [kitab al-salat]
- Sunan Nasa’i [kitab al-taharah]
- Sunan Abi Dawud [kitab al-salat]
- Sunan Ibn Majah [kitab al-salat]
Pandangan Ulama Sunni terhadap ‘Awf bin Abi Jamilah al-’A'rabi
Dia seorang Rafidi tapi diandalkan oleh banyak ulama dan dia seorang Syiah. [Al-Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala, dlm "'Awf bin Abi Jamilah"]
‘Awf seorang Qadari, Syi’i, setan! [Abu Ja'far al-'Uqayli, Du'afa al-'Uqayli, dalam ’Awf bin Abi Jamilah"]
Dia cenderung Syiah. Ibn Ma’in berkata : diandalkan, Al-Nasa’i berkata : Sangat diandalkan. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm ’Awf bin Abi Jamilah]
.
.
Mungkinkah Bukhari, Muslim, dan lainnya bersandar pada mereka tanpa tahu keyakinan yang sesungguhnya?
Para ulama ini mengabdikan hidupnya untuk memperoleh dan menyampaikan riwayat dan mempelajari kehidupan penyampai hadis. Di antara mereka memiliki kitab Rijal (ilmu penilaiaan kehandalan periwayat). Meski seleksi mereka dan pemilihan otoritas dan bahan sangat mengindikasikan sudut pandang suni, mereka masih mengandalkan orang Syiah yang dinilai benar. Hal ini terjadi meski fakta bahwa kesyiahan mereka dinilai dengan penolakan!
Mengatakan bahwa Bukhari, Muslim, dan lainnya tidak mengetahui keyakinan periwayat Syiah dapat membuat mereka dianggap tidak kompeten dibidangnya!!
Mengapa mereka tidak bersandar pada periwayat suni saja?
Mungkin mereka tidak sefanatik dan berpikiran sempit seperti beberapa saudara suni kita yang bersikeras mengaitkan keyakinan Syiah dengan tuduhan palsu. Jelas dari biografi tersebut bahwa kritis terhadap beberapa khalifah dan sahabat—berdasarkan bukti sejarah yg tak terbantahkan—dapat ditoleransi oleh ulama suni generasi terdahulu.
Apakah Syiah bersandar pada periwayat suni dalam kitabnya?
Selama periwayat suni tidak dikenal karena kebenciannya pada Ahlul Bait Nabi saww dan dipercaya (adil), dia diterima oleh ahli hadis Syiah.
Kesimpulan:
Faktanya bahwa sebagian besar literature hadis suni akan hilang jika bahan dari periwayat Syiah ditolak. Keyakinan Syiah selalu dan tetap menjadi alternatif dengan bukti terbaik bagi pandangan suni.
sumber: http://www.nurmadinah.com/2011/08/perawi-yang-dikatakan-syiah-namun-diandalkan-oleh-suni/